KSATRIA DESEMBER
Sabtu, 08 Desember 2012
Aku… seperti tersihir jika ketika hujan. Ajaib, semua masih terlihat sama, masih tetap berpesta ria bersama rerintiknya dan bersatu meski menyayat pedih di kulit. Daun-daun masih saja sudi menikmati derasnya meski badai datang terkadang, dan merobohkan tangkai-tangkainya. Begitu juga denganku yang masih nyaman ketika hujan mulai mengetuk-ketuk kaca jendela dan menimbulkan aroma basah genting yang menyebar keseluruh penjuru ruangan.
Hawa dingin tak pernah menjadi masalah. Apalagi jika sedang bersamamu. Gelak yang kau ciptakan hangat seperti berada di dekat perapian. Teduh seperti berlindung di bawah pohon besar yang tak pernah goyah meski hujan berlipat kali menderas.
Ah,
Hujan selalu saja menghipnotisku untuk tak melupakanmu. Hmm mana bisa aku melupakanmu, tak bisa dipungkiri kau adalah bagian dari hidupku, masih begitu hingga detik ini.
Kau ingat ketika hujan pertama di kebersamaan kita? Begitu derasnya hingga aku telat menyadari darah segar juga telah menderas di kedua lubang hidungmu. Hah, bodoh. Tapi kau masih saja terus terbahak.
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
7:01 PM
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
tentang hujan
Langganan:
Postingan (Atom)