Welcome

Let's Imagine With Me (Chery_Moon / e.k.Rahadian)

You Can View All Of Your Life

Istana Cerpen

cerpen kompas

Intip Aku. Aku Mengintipmu

Rabu, 08 Desember 2010

            Seperti biasa angkot langganan sudah ngetem di depan rumah.
“Non di anter sampe depan sekolah atau di perempatan depan aja?”
            “prempatan depan aja pak. Makasih ya paak”
            “iya Non… ati-ati”
Ku langkahkan kakiku di jalanan ini. Seperti biasa, berjalan kaki adalah hal paling menyenangkan bagiku. Hingga aku sampai pada sebuah rumah minimalis dengan pagar cat hitam yang simple. Rumah yang selalu membuatku untuk berhenti di ujung pagar dan melongok sedikit mengintip dari celah-celah nya. Memperhatikan kegiatan seseorang yang sedang asyik dengan hidup dan kesehariannya.

Kemalaman

KEMALAMAN. Kulambaikan tangan. Bus itu menyalakan lampu kirinya yang berwarna merah, dan berhenti di depanku. Sedangkan suara iqomah dari mushalla yang telat masih mempercantik udara yang kian kelam menghitam. Jingga mega sore kian lenyap dari atap Bumi. Hari mulai malam dan aku naik tangga bus satu-persatu. Sepi, sepi sekali. Hanya ada suara angin yang terbelah, mesin bus, kaca jendela yang kocak dan rengekan anak kecil yang tak lagi betah duduk di pangkuan ibunya dalam bus pengap ini. Bus itu berhenti di terminal selanjutnya dan menaikkan seorang penumpang wanita yang memilih duduk di sampingku. Lalu senyap kembali merayap. Kernet yang tadinya berkoar-koar mencari penumpang-pun diam terduduk lesu.

Aku Ada !!

Rabu, 24 November 2010

            “cinta sakit? Kok pucet? Aku anterin ke kantin yuk. Aku temenin cinta makan. Ya Tuhan! Kening Cinta panas”
            ”gp2 kok cintaa ... aku baik2 j”
            ”cinta kita ke UKS yuk. Aku temenin. Biar nanti aku ijin g ikut pelajaran”
            ”cintakuuu .... aku baik kok. G knp2. beneran deh”
            ”cinta gitu... aku Cuma g mau cinta sakit”
            ”cinta balik ke kelas aja gp2. udah mau masuk. Nanti aku tunggu di lapangan”
            ”ya udah. Bye cinta”

            Aku ngerti kok. Kamu lagi ngga enak badan jadi fikiranmu ngga begitu konsen. Aku ngerti kok kamu ngga mau ngerepotin aku. Tapi aku khawatirin kamu. Aku ngerti kok kamu bisa mandiri dan ngga mau bergantung. Aku ngerti kamu, cinta. Mungkin setelah kondisi kamu baikan, kamu pasti inget hari ini tepat 3 bulan kita jadian. Aku percaya kamu inget itu. I love you my lovely

Matter What !!!!


            “kamu cewek unik By” lagi-lagi kata itu keluar dari mulut Akang Feri. Akang yang aku kenal di kota kelahiran Bunda, Malang. Memang lama sekali aku nggak ke Malang tapi semenjak aku pulang ke kota Ayah setiap hari setiap saat Akang Feri ngga pernah lekang nyisihin waktunya untuk sekedar sms atau kirim pesan di facebook atau ngajak chatting di mig33. Lebihnya lagi kalau pas tengah malam kita sering banget kebetulan ketemu di mig33 atau facebook. Dia tau banget kebiasaanku yang suka begadang sampek pagi atau sibuk bikin cerpen yang waktunya sesuai banget dengan jam pulang kerjanya, jadi kita bisa luangin waktu bareng.

Setia Apa


Pagi ini aku berjalan sendiri. Aku merasakan embun di wajahku diantara air mataku yang menetes menutupi hawa yang sudah terlanjur samar & buram. Waktu telah menggerogotinya, sejarah kasih kita semakin tandas di hapus oleh jejak - jejak hati yang terus bertumbuh menjadi rangkaian hari & bulan.
Aku semakin sadar kalau kau memang tak akan pernah kembali lagi. Entah dimana kini kau berada sedangkan kabar berita tak ada yg sempat tertangkap di telinga.

- Aku Yang Membenci_Ku -

 Hari semakin petang, jalanan semakin legang. Aku masih duduk disini, mencoba menepati janjimu, menunggumu, menanti saat mataku menatap sosok tubuhmu, mendengar suara deru motormu. Saat kita bersama, tertawa dan melampiaskan rasa serta emosi. Disini, lapangan samping sekolah, tempat favorit kita berdua.

            Beberapa bulan. aku tak pernah lelah setiap saat pulang sekolah selalu menunggumu disamping sekolah. Namun yang ku khayal tiada pernah nyata. Aku hanya menatap jalanan legang dengan cahayanya yang meredupkan perasaanku.

You and Me @ First Sight

Kamis, 18 November 2010

Awal Persahabatan untukku dan untuknya     “Ah, ada,” gumamku sambil melongok ke dalam perpustakaan. Lagi – lagi Risa di sana, duduk di dekat jendela tengah ruang baca di perpustakaan sekolah. Sudah hampir 3 bulan aku mengenalnya dan sekelas dengannya. Namun, jangankan akrab, bicara saja hampir tak pernah. Dia juga jarang berbicara pada orang lain. Entah dia memang pendiam, pemalu, atau bahkan tak peduli. Yang kutahu, dia hanya bicara jika orang lain memulai duluan, itu pun tidak selalu. Banyak juga sih, yang bilang dia menyebalkan. Tapi kupikir lebih baik melihat sendiri seperti apa dia sebenarnya.

DARI MANA SAJA KAU

            Ku membalikkan pandang. Jauh disana aku melihatmu mengejarku dengan langkah kaki yang tersedat-sedat. Ku mengernyitkan keningku. Apa yang sebenarnya terjadi? Kau berlari ke arahku? Mustahil itu bagiku.
            Semakin ku tak mengerti semua ini semakin ku pacu langkahku menuju sebuah arah yang tak pasti. Tak ku lihat lagi kau yang menyeruakkan namaku. Sejak kapan kau seperti itu? Bukankah kau selalu menutup matamu untuk hanya sekedar membalas sapaku. Bukankah kau selalu menutup telingamu untuk hanya sekedar mendengar salamku. Apa itu tak cukup untuk di predikatkan sebagai pendustaan atas perasaan yang tak dapat di jujurkan ini.

Gue Cinta Loe, Sarapf !!! :'I


            “Eh cupu! Apaan sih loe? Lepasin gak! Lepasin gue! Ih Gila nih orang”
            ”udah deh loe diem aja. Gak pake bawel” tangkas gue.
            Sumpah nih cewe susah banget di ajak ngomong. Mau dia tuh ngomong pake bahasa apa sih …

            “elo!”
            “kenapa loe liat-liat gue kayak begitu? Maksudnya nantangin gue loe?” sahutnya.
            ”makasih ya tawarannya buat nantangin loe. Tapi gue masih banyak kerjaan yang lebih menguntungkan dibandingin bikin masalah sama loe”

Guru Gue Cakep Bangeet !!

             “Ini hasil ulangan kalian. Tolong segera di bagikan dan jangan lupa siapkan diri kalian untuk ulangan perbaikan”. Ia ia ia …. Akhirnya sampai juga deh nasib gue buat remidi. Selalu terulang setiap ulangan harian. Lagian sih guru yang super killer sekaligus mbak gue itu nggak pernah ngasih kesempatan anak-anak dikelas gue buat nyontek sedikittt aja. Beda banget sama Pak Bagus yang ngajar bahasa Inggris di kelas x dulu. Kenapa juga guru bahasa Inggris di sekolah gue itu musti mbak Lia? Nggak enak banget kan di ajar sama mbak sendiri. Mbak Lia jadi tau deh kalo gue nggak mahir di pelajaran bahasa Inggris. Nasib - nasib.

Arum Manisku

Jumat, 29 Oktober 2010

sepertinya aku berburuk sangka...
Kau sengaja MENYIKSAKU
atau aku yang tersiksa tanpamu ???

sayang kau tak dapat melihatku,
bagaimana aku menunggumu
bagaimana siksa ini
menusuk-nusuk hatiku
dengan rusukku sendiri

aku merindumu
Arum Manisku ...

2 Sisi Pribadiku (Bertabrakan)

Sabtu, 23 Oktober 2010

ingatkah aku yang selalu mencoba menjadi yg terkuat

selalu mencoba bertahan meski Tulang serasa telah semakin merapuh bagai terhempas Badai Matahari

ingatkah aku yang selalu mencoba menjadi yang Terhebat
saat ku dapati Diriku selalu Jatuh hingga Berdarah2 bagai Tubuh Keluh Memikul Bumi

Lovely Good Bye

Pertemuan pertama,
"Eh pinjem ballpointnya dunk, oi dipanggil kok diem aja...! sekalian kertas juga"
"ye..ni minta pa ngerampok seh..?"
"nih... udah , thanks yachhh" ucap Chika setelah meminta..ups tepatnya merampok ballpoint dan buku adik kelasnya untuk mencatat nomor HP teman si adik kelas.
Siang itu tepatnya setelah jam pelajaran berakhir Chika tak sengaja berkenalan dengannya, sebenarnya dalam hati Chika tidak merasa apapun namun tidak begitu dengan Dani si adik kelas.

MAAF AKU TERLAMBAT

Yoga buru-buru membereskan buku-bukunya. Ia sudah janji pada pacarnya. Kalin, kan menjemputnya di sekolah. Mereka beda sekolah.

Kalin sudah menunggu di depan gerbang sekolah. Sudah lima belas menit sejak pukul satu ia menunggu. Jarak antara sekolahnya dengan sekolah Yoga tidak begitu jauh. Sepuluh menit sudah sampai, kalau tidak ada macet. Paling lama tiga puluh menit, sambil terjebak macet. Berkali-kali Kalin mengintip jam di ponselnya. Sudah jam dua kurang sepuluh menit.

KETIKA HUJAN SORE ITU

Sore itu Chery pulang dari les Bahasa Korea nya dengan tubuh lesu. "Huh...Akhirnya sampe rumah juga" gumam Chery. Seharian tadi hujan terus. Chery malas pergi les karena dia harus membawa motor Vario milik Kak Gege, kakak sepupunya yang tinggal bersamanya. Belum lagi, harus sekalian mengantar Nano, adiknya yang les gitar. Kalau dia tidak les, Nano akan pergi ke rumah Sevi temannya untuk numpang ke tempat les. Chery lalu bersandar di kursi meja belajarnya sambil menghirup teh hangat yang sudah disiapkan Bi Imah, pembantunya. Sambil menghirup aroma teh melati itu, Chery mengingat-ingat kejadian tadi, waktu dia sedang berteduh di emperan ruko karena hujan deras mengguyur sangat lebat, dan jas hujannya bolong.

WOY! I love You Bro !

ivan memasuki ruang kelasnya dengan gontai. badannya penuh keringat, ia capek sekali setelah bermain basket di lapangan. ia melepas bajunya dan duduk di bangku kelas. segelas es teh tiba2 disodorkan padanya.

"nih Bro, biar adem" suara itu sangat dikenalnya. ivan menoleh dan mendapati sahabatnya Nino berdiri di dekatnya.
"makasih No, loe emang sahabat gue yang paling baik" kata ivan kemudian langsung menenggak habis es tehnya. nino tersenyum membuat wajahnya yang imut semakin manis. ia memperhatikan ivan yg meminum es teh dg seksama. ivan berwajah tampan dan terkesan gagah karena ia seorang atlet basket. nino memperhatikan tubuh ivan yg berotot dan berkeringat, membuatnya tiba2 merasakan sesuatu yg aneh.

BAGAIMANA BISA

Jumat, 22 Oktober 2010

jedug! jedug! jedug!

degup jantungnya sudah seperti derap genderang saja. padahal yang ia lakukan saat ini hanya lali lari dan lari. tak taulah sudah seberapa jauh ia berlaru. mungkin fikirannya hanya bisa memerintahnya untuk lari. bahkan ia tak menatap jalan dan arah tujuan. tak terlihat siapapun mengejarnya. tidak ada gerombolan orang yang meneriakinya 'maling', tak ada anjing peliharaan konglomerat kikir yang mengejar dan menggonggonginya. ia hanya terus berlari.

"berhenti... BERHENTI!!!!" tiba2 ia berteriak dengan nada kacau. ia tetap mendapati kakinya terus berlari tanpa henti, tak mau berhenti, tak dapat berhenti. ia melihat rasa takut yang memburunya. ketakutan tentang apa? pada siapa? lihatlah mukanya megitu semrawut hingga ia temukan sebuah sandaran.

KALA SENJA ITU

aku menatapnya. memang pancaran sinarnya tak mengenai sudut manapun dari rumah atau kamarku, tapi aku dapat melihatnya dengan jelas dari tempat ini. kadang aku berharap sinarnya bisa sampai mengenai mukaku dan mengusapku lembut. aku selalu merasakan ia begitu lembut dan ramah. kami bagaikan telah berteman baik saja. karena sejak kala itu aku tak pernah melewatkannya saat turun dari atap dunia. aku selalu menelanjangi sinarnya hingga terpejam di peraduan. mungkin hanya sebentar saja, namun tak mengurangi sedikitpun keindahannya.

Be With You

Kamis, 21 Oktober 2010

gemelitik bara api menemani kami malam ini, menghangatkan raga yang menggigil di selimuti dingin. Ku pandangi wajahnya yang lembut diantara lidah cahaya api unggun. mata bening dan lentiknya tak lepas memandangi api yang memakan kayu kering dengan rakusnya. Sesekali dia membelai rambutnya yang hitam panjang, bahkan angin pun tak bisa diam selalu nakal mengacak2 rambutnya.
"Ci, you are so sweet..." bisik hatiku. Dia terlihat tenang menikmati lamunannya sambil kadang mengarahkan kedua tangan halusnya pada bara api lalu mendekap kedua lututnya untuk mencegah kebekuan.

Feel

Rabu, 20 Oktober 2010

jenuh
hidup
mati
semua
hilang
kosong
bagaimana

Pemenang VS Pecundang

Rabu, 31 Maret 2010

1. Pemenang berkata "Saya harus melakukan sesuatu"

Pecundang berkata "Harus ada yang saya lakukan"
2. Pemenang selalu melihat jawaban dalam setiap masalah

Pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban
3. Pemenang melihat keuntungan

Pecundang melihat kesusahan
4. Pemenang melihat berbagai kemungkinan

Pecundang melihat permasalahan
5. Pemenang melihat potensi

Pecundang melihat yang sudah lewat
6. Pemenang membuat sesuatu terjadi

Pecundang hanya membiarkan sesuatu terjadi
7. Pemenang mengejar masa depan yang lebih baik

Pecundang mengharap masa depan yang lebih baik

=) caiyoo
 

Lorem

Ipsum

poem (20) last (8) imagine (4) miss u (4) tentang hujan (4) Arum Manis (2) flsh back (2) hope (2) dulu (1) duluu sekali (1)

Dolor

poem (20) last (8) imagine (4) miss u (4) tentang hujan (4) Arum Manis (2) flsh back (2) hope (2)