Kali
ini dia mengencani ku masih dengan memakai sepatu kanvas dan jins yang
sepertinya itu jins yang dia pakai seharian di kampus tadi. Aku jadi kesal
setiap kali berjalan dengannya. Aku selalu ingin tampil cantik di depannya,
agar dia tidak malu ketika berjalan denganku. Dan dia seperti tidak
memperdulikan penampilannya sendiri ketika bersamaku.
“seharian
kamu nggak pulang ya?” sindirku.
“pulang. Aku
taruh kanvas dan cat di kamar. Setelah itu mandi dan menjemputmu”
“ooo kamu
sempat mandi” selidikku.
Ini bukan kencan aneh kali pertama. Yang ku tau, dimana-mana
semua pasangan akan mempersembahkan penampilan paling keren dan paling cantik
ketika berkencan. Mungkin hanya aku satu-satunya gadis yang kurang beruntung
karena pacarku tidak bisa berpenampilan yang pantas ketika bersamaku.
Malam ini aku dan Viga hanya berjalan-jalan saja di taman
kota. Sekedar berbincang tentang acara ulang tahunku minggu depan. Aku yang
lebih banyak bicara, sedangkan Viga, tetap seperti biasa. Hanya membumbui
argumen ku saja, hingga dia mengantarkan aku pulang sampai rumah.
“cepat
bersihkan badanmu dan pergi tidur. Jangan begadang karena aku tidak akan
manemanimu”
“kamu
hati-hati di jalan” jawabku ketus. Viga langsung pulang setelah berpamitan
dengan mama.