Welcome

Let's Imagine With Me (Chery_Moon / e.k.Rahadian)

You Can View All Of Your Life

Istana Cerpen

cerpen kompas

KSATRIA DESEMBER

Sabtu, 08 Desember 2012


Aku… seperti tersihir jika ketika hujan. Ajaib, semua masih terlihat sama, masih tetap berpesta ria bersama rerintiknya dan bersatu meski menyayat pedih di kulit. Daun-daun masih saja sudi menikmati derasnya meski badai datang terkadang, dan merobohkan tangkai-tangkainya. Begitu juga denganku yang masih nyaman ketika hujan mulai mengetuk-ketuk kaca jendela dan menimbulkan aroma basah genting  yang menyebar keseluruh penjuru ruangan.

Hawa dingin tak pernah menjadi masalah. Apalagi jika sedang bersamamu. Gelak yang kau ciptakan hangat seperti berada di dekat perapian. Teduh seperti berlindung di bawah pohon besar yang tak pernah goyah meski hujan berlipat kali menderas.


Ah,
Hujan selalu saja menghipnotisku untuk tak melupakanmu. Hmm mana bisa aku melupakanmu, tak bisa dipungkiri kau adalah bagian dari hidupku, masih begitu hingga detik ini.

Kau ingat ketika hujan pertama di kebersamaan kita?  Begitu derasnya hingga aku telat menyadari darah segar juga telah menderas di kedua lubang hidungmu. Hah, bodoh. Tapi kau masih saja terus terbahak.



Ingat tidak, waktu itu hujan tiba-tiba jatuh di siang bolong yang tak terlalu redup? Kau berlari menghampiriku dan melepas kemejamu untuk kita? Percuma saja, hujan takkan membiarkan kita lepas dari guyurannya. Seharusnya kau Tanya dulu, aku bawa payung atau tidak. Aku jadi harus menggunakan baju seragam sekolah yang berbeda esok hari. Merepotkan.



Atau…. Ingat tidak kala itu kita menerobos hujan bersama motor merah kesayanganmu? Rasanya waktu itu hujan seperti sedang menghukum kita dengan menembakkan rintik-rintiknya ke kulit tanpa sela se-mili pun. Itu sangat menyakitkan. Bahkan kita tidak menggunakan helm atau jaket. Benar-benar gila. juga o'on.

Kali ini kau pasti tidak ingat, ketika aku menangisimu. Berlari terseok-seok karena kelewat menghawatirkanmu. Lemas melihat banyak darah lagi mengalir hingga ber-bercak disana sini. Kau seperti sekarat kala itu. Aku tak pernah sanggup melihatmu berjuang sedemikian. Aku menangis disepanjang jalan setapak dekat rumah sakit tempatmu dirawat. Di bawah pohon-pohon besar yang melindungiku dari derasnya hujan malam itu. Tak berdaya membayangkan apa yang terjadi besok, nanti, bahkan seperti tak mau melihat apa yang akan terjadi 2 atau 3 jam setelah ini. Karena aku mencintaimu.

Aku masih dan akan selalu ingat cerita yang terakhir ini. Ketika banyak mata nanar oleh airmata mengantar kepergianmu. Begitu pula denganku yang seperti tak pernah sudi melepasmu. Karena kau milikku. Ternyata hujan juga mencintaimu seperti kita mencintainya disetiap kisah kita. Gerimis lembut ikut menemani kami dan kau pulang. Jangan takut. Kau baik sayang. Dan Tuhan tak pernah lelah mencintai dan menjagamu.

Desember lagi. Hari ini masih hujan. Musim kedua setelah kepergianmu. Aku terkenang senyummu yang menawan. Membuatku enggan pergi dari gemerlap kenangan kita yang tak pernah membosankan.


Tau tidak, aku selalu ingin memiliki hujan untuk diriku sendiri. Haha … seperti aku yang selalu ingin kau jadi milikku ketika itu. Mungkin hingga sekarang. Tapi ….. bukankah aku patut bahagia kau tidak perlu lagi menahan sakit seperti Desember yang lalu, dan tak perlu lagi terus menerus bodoh menikmati hujan bersamaku. :D

Hari ini hujan.
ah hujan lagi. adakah yang sudi menuliskan kisahku ini menjadi tulisan yang indah? sepertinya Selalu saja ada cerita ketika hujan. kesal, jatuh cinta, sedih, bahagia, kecewa dan semua emosi yang tak jelas bergejolak di dinding-dinding hati.

Apa kau juga pecandu hujan?




0 komentar:

Posting Komentar

 

Lorem

Ipsum

poem (20) last (8) imagine (4) miss u (4) tentang hujan (4) Arum Manis (2) flsh back (2) hope (2) dulu (1) duluu sekali (1)

Dolor

poem (20) last (8) imagine (4) miss u (4) tentang hujan (4) Arum Manis (2) flsh back (2) hope (2)