apa boleh aku membuka hatimu?
agar kau dapat merasakan hatiku yang selalu menyapamu
karena selama ini kau hanya diam
aku tak sanggup mengartikanmu!!
Biasakan Aku
Jumat, 07 Oktober 2011
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:59 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Saat
luka yang tersirat
membebankan semua asa
pada urat-urat yang membiru
bahwa aku terluka Indahmu
jadi yang tersulit
meski ku coba tak ungkapkan
dan biar terbaur di saat
hatimu hatiku bertemu dimasa yang Indah

pada urat-urat yang membiru
bahwa aku terluka Indahmu
jadi yang tersulit
meski ku coba tak ungkapkan
dan biar terbaur di saat
hatimu hatiku bertemu dimasa yang Indah
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:40 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Melukis
Goresan tinta yang mulai mengering
di permukaan hati
menuliskan memori perdebatan dua rasa
yang tak saling mengindahkan
dan memungkiri kenyataan
yang tak dapat tercerna logika

menuliskan memori perdebatan dua rasa
yang tak saling mengindahkan
dan memungkiri kenyataan
yang tak dapat tercerna logika
bahwa yang merasuk itulah
yang ku sebut cinta
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:37 AM
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Hingga Jauh
masihkah aku bersamamu?
menikmati penderitaan perih hati ke hati
dengan memahami arti tak saling mengerti
menggandengkan jiwa pada kehidupan tipuan cinta...
ku ingin pergi darimu
karena aku tau
rasa ini memang benar
dan tak layak adanya
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:31 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Hanya Saja .... !!??
ingin menjamah hatimu
hanya saja
aku tak mampu berdiri
dengan lutut yang melemas
oleh cambukan pandangmu
hingga runtuh tulang belulang
yang selalu ku kuatkan
untuk sedikit saja
mencuri segaris senyummu
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:28 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Aku !!
aku sendiri
dan kau tak perduli
aku sendiri
dan kau tak mengerti
bagaimana bisa
kau fikir aku baik-baik saja?
tidakkah pernah kau fahami
betapa sakitnya hidup sendiri tanpa senyummu??
dan kau tak perduli
aku sendiri
dan kau tak mengerti
bagaimana bisa
kau fikir aku baik-baik saja?
tidakkah pernah kau fahami
betapa sakitnya hidup sendiri tanpa senyummu??
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:25 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Kau Saat Jauh
aku tak mengerti
dimana tempatku sekarang
aku tak mengerti
seperti apa aku sekaranga
aku tak mengerti siapa diri ini
aku tak mengerti
hatimu kini pada siapa
aku benar2 tak pernah mengerti
dimana tempatku sekarang
aku tak mengerti
seperti apa aku sekaranga
aku tak mengerti siapa diri ini
aku tak mengerti
hatimu kini pada siapa
aku benar2 tak pernah mengerti
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:19 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Aku, Dan Memori tentangmu
kau pergi dengan langkah terburu
sedang aku, ?
hanya dapat berusaha memanggilmu
dengan teriakan tanpa suara
hingga kerongkongan terasa nyeri
sedang aku, ?
hanya dapat berusaha memanggilmu
dengan teriakan tanpa suara
hingga kerongkongan terasa nyeri
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:07 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Segaris Senyum
setidaknya aku dapat melihat
binar matamu yang kaku itu
meski tak pernah sekalipun kau berkedip
atau sekedar kembangkan sedikit senyum padaku
binar matamu yang kaku itu
meski tak pernah sekalipun kau berkedip
atau sekedar kembangkan sedikit senyum padaku
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
4:59 AM
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Masa Cinta
Masa Cinta
Aku mulai berhitung lewat jari
satu
dua
tiga
Aku mulai berhitung lewat jari
satu
dua
tiga
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
4:47 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Melihatmu Luka
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
4:39 AM
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Mawar Saat Itu
Kirimi aku mawar di setiap pagiku
kirimi aku mawar di setiap tawaku
kirimi aku mawar ketika tangisku bergelak
kirimi aku mawar di setiap tawaku
kirimi aku mawar ketika tangisku bergelak
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
4:32 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Sederhana
Kamis, 06 Oktober 2011
sperti kau q mebayangkan drmu
sperti kau q mmikirkanmu
sperti kau q bhayal tntangmu
ah, kau sll mjadi topik dlm stiap krja jutaan sarafq
kau ni p?
sperti kau q mmikirkanmu
sperti kau q bhayal tntangmu
ah, kau sll mjadi topik dlm stiap krja jutaan sarafq
kau ni p?
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
7:53 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Hujan
Q ingn mnikmati hjan bsamamu.
Mlihat scarik gambar wajah penuh dg garis ska cita
Bsmamu menengadah
Menantang hujan.
Blari2 mgikuti lgkah kcilmu
Smpai q dpt mnagkap snyum mu untk ku Barang sekali saja
Mlihat scarik gambar wajah penuh dg garis ska cita
Bsmamu menengadah
Menantang hujan.
Blari2 mgikuti lgkah kcilmu
Smpai q dpt mnagkap snyum mu untk ku Barang sekali saja
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
7:49 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Ketika Aku Bercerita Pada Malam
Sesuatu itu tiba tiba datang mengikutiku. Seperti bayangan yang tidak pernah sekalipun lengah mengikuti gerak tubuhku. Sesungguhnya aku tidak pernah menginginkannya. Kehadirannya pun terbilang sangat tiba-tiba dan memaksa. aku ingat betul hal pertama kali yang kau goreskan dalam hidupku. Hingga sampai saat inipun aku belum sempat dan tidak pernah mau untuk menyempatkan diriku sendiri menghapus jejak itu.
Ini untuk pertama kalinya aku kalah dengan hatiku. Sangat menjeratku dan membuatku hampir gila. Tentu saja biang keroknya adalah dirimu yang sama sekali seperti buta dan tuli menyikapi keadaanku yang benar-benar sudah berada di titik nadir kesakitan rasa.
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
7:22 AM
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
last
Langganan:
Postingan (Atom)