Welcome

Let's Imagine With Me (Chery_Moon / e.k.Rahadian)

You Can View All Of Your Life

Istana Cerpen

cerpen kompas

Cinta LILIN DAN HUJAN

Senin, 03 Januari 2011


            Melihatnya lagi di halte itu. di beberapa bagian bajunya terlihat basah oleh air hujan. Sepertinya dia kedinginan. Terlihat sejak tadi ia bersedekap mencoba menghangatkan tubuhnya.
            “jangan pergi dulu sebelum hujan reda. Nanti kau bisa sakit kalo sering hujan2 an” ucapku di tengah hujan itu yang sejak tadi terus menyerang tubuhku. Menembakkan peluru air padaku. Meluncur cepat dari langit yang seakan berharap aku akan lelah menantinya. Tidak! Hahahaa. Aku menyukai hujan dan juga menikmatinya. Jadi aku tidak takut. Oh senangnya. Sesekali matanya berbelok ke arahku.
            Ku lihat ia berdiri, merapikan rok seragamnya yang sedikit basah. Ia beranjak dari tempat duduk menuju angkot langganannya dg sedikit berlari untuk menghindari serangan hujan.
            “hati2 di jalan ya... lekas mandi agar tak masuk angin” pesanku
Aaah indahnya hari ini, teriakku pada hujan dengan menengadahkan wajahku serta ku lepaskan tanganku dari stang sepeda dan ku bentangkan tangan ku kesamping seperti menantang hujan. Ya, beginilah caraku menikmati hujan bersamamu.
”Wuuuhhhuu”


***
”kamu basah kuyup?”aku terkaget. ”kenakan jaketmu dan bersedekaplah agar tubuhmu hangat” ku parkir sepedaku tak jauh dari tempatnya. Kali ini dia tak menemukan tempat duduk saking ramainya orang yang hanya sekedar berteduh menghindari hujan di halte. Inginnya aku berada di sampingmu dan mencoba mencairkan suasana agar kau merasa lebih hangat.

Pkl 16.13, ku lihat matamu mulai celingukan gelisah. Ditambah halte kian sepi saja. Tapi hujan masih jg enggan berhenti. Haruskah aku menelpon supirku untuk mengantarkanmu pulang, batinku. Aku makin gelisah saja.
”tenanglah jangan takut. Aku akan menemanimu” sampai akhirnya sebuah sepeda motor matic merah berhenti di tengah gerimis dan berjalan menghampirinya.
Aku berdecak. Mataku tercengang melihatnya yg tiba2 sj duduk santai menyandingmu dan sesekali memandangmu geli. Hatiku rasanya tak mau terima. Lega-nya saat kau acuh dan tak membalas pandangnya J.
Matamu msh sj sibuk menelanjangi lalu lalang kendaraan di depanmu
”hampir jam lima” aku amat gelisah. Hingga ku dapati ia beranjak pergi bersama cowok bermatic merah. Entahlah siapa dia. Aku hanya menaruh kepercayaan padanya agar mengantarkan princessku pulang sampai rumah dg selamat.
Bye princess. Hati2 di jalan. Seraya ku kayuh sepedaku menuju rumah. Semoga aku menemukanmu lagi besok.
***
Aku bangun pagi2. berdandan layaknya anak SMA dengan rapi dan segera turun ke meja makan dg girang.
”Bik Ai berangkat dulu”
”iya Den. Ati2”
Aku berlari menuju garasi. Melihat beberapa mobil mewah yang terparkir. Hari ini aku akan berkenalan langsung dengannya. Apa aku harus membawa mobil saja agar ia tertarik padaku? Hmm, ku rasa ia tak suka kemewahan. Ya, dia kan princess ku yang paling sederhana yang pernah ku temui. Aku ingin ia mengenalku yang hanya dengan sepedaku tercinta ini. Biarlah mobil2 ini nganggur disini aja. “itung2 hemat BBM” gelakku kecil.
Ku harap hujan turun lagi. J

Siang.
Cerah sekali hari ini. Ku rasa ia tidak akan berlama2 dihalte di hari tanpa mendung seperti ini. Ku kayuh sepedaku terburu dengan hati bergemuruh. Oh tidaak! Nafasku tertahan dan mataku terpaku. Sedikit sapaan pada teman disebelahnya dan ia segera beranjak. Aku terlambat.

”hai”
”iya ^_^”
Nunggu angkot?”
”iya”
”aku Ai”
”namamu lucu”
”ehm Claire Danes Mackenzi. Begitulah bonyok menamaiku. Jangan heran karena aku sendiri juga heran mengapa aku diberi nama seperti itu. Hahaha panggil Ai aja”

Bayangan percakapan indah itu terbuyar. Lebih baik ku hampiri temannya itu. Mingkin saja aku memperoleh sedikit informasi tentangnya barang sepenggal namanya mungkin. Baiklah!
”hai”
”ya, ada apa ya?”
”nunggu angkot ya?”
”g kok. Nunggu jemputan”
”kok di halte?”
”tadi nemenin temen”
”yg baru naik angkot tadi?”
”iya”
”temen deket?”
”bukan. Cuma Lilin sering nemenin gue nunggu jemputan jadi gue jg pngen nemenin dia nunggu angkot”
”oh. Ya udah. Gue pergi dulu. Thanks”

Oh indahnya! Namaya Lilin. Pantas saja batinku jadi seterang namaku (Mackenzi yg berarti Kobaran api atau juga berarti cakep) J masih ada hari besok. Hatiku berdebar untuk peristiwa esok hari
***
Ciiiitt. Aku terkejut. Aku tak menemukannya di halte hari ini. Apa dia sudah pulang? Atau masih di sekolah. Sebaiknya aku tunggu saja. 15 menit. Setengah jam. 3 jam. Dia tak datang. Atau mungkin dia tidak masuk karena sakit. Atau terjadi kecelakaan? Oh Tuhan, semoga ia baik2 saja.
“Ai pulaang”
Ku lemparkan tubuhku diatas ranjang. I miss u Lilin.
Aku terbangun. Matahari sudah tinggi. Hari ini aku akan menunggunya. Aku bolos sekolah saja.
Ku parkir sepedaku dekat bank di samping halte. Ku perhatikan setiap siswi yang turun angkot. Oh tidak, tak ku temukan sosoknya hingga sore.
Bagaimana ini! Kemana perginya.
Saat hatiku sudah begitu yakin kau malah menghilang begitu saja.
            ***
            Tiga hari berturut2 ia hilang tanpa jejak. Kemana aku harus mencarinya?
Oh iya!
            ”hai”
            ”loe lagi”
            ”Kok di halte?”
            ”nunggu angkot”
            ”sama temen yg kemaren?”
            ”enggak laah. Dia kan udah pindah sejak 3 hari yg lalu”
            ”pindah sekolah?”
            ”iya. Pindah rumah jg”
            ”oh ya! Kemana?”
            ”ke Paris. Ayahnya dinas disana”
            ”berapa lama?”
            ”Sepertinya sampai Lilin kuliah”
            ”owh. Thanks ya. Gue pergi dulu”

            Ya Tuhan! Paris. Terlalu jauh untuk menjemputnya hanya untuk bisa setiap hari melihat dan menemaninya menunggu angkot. Tidak cukup dg sepedaku tercinta ini. Tidak cukup dengan mobil mewah Daddy yg sll penuh BBM dlm garasi. Aku gagal merasakan 3 detik pertama saat berkenalan secara resmi dengannya.
 Aku tak habis pikir, seorang anak dari keluarga kaya mau pulang pergi dengan angkot, tanpa mobil dan supir pribadi. Betapa baruntungnya aku mencintainya.
            Apa yang harus ku lakukan untukmu? Untuk hatiku?

Aku terdiam dalam tertawaan hujan.

1 komentar:

amin desu mengatakan...

IZIN UNTUK DIPENTASKAN DRAMA MONOLOG BOLEH ?

Posting Komentar

 

Lorem

Ipsum

poem (20) last (8) imagine (4) miss u (4) tentang hujan (4) Arum Manis (2) flsh back (2) hope (2) dulu (1) duluu sekali (1)

Dolor

poem (20) last (8) imagine (4) miss u (4) tentang hujan (4) Arum Manis (2) flsh back (2) hope (2)