Q pulang,
Kembali ke tempat ini , lagi
Dimana waktu telah mendidik dan membesarkan ku dengan disiplin ilmu yg abstrak.
Di tempat ini,
Dimana kaki-kaki kecil berlarian di permukaan lantai kayu yg berdecit-decit meringik tua.
Mengumpulkan robekan cita
dan menyusun kembali puing harapan menjadi sebuah Slide yg menari-nari di hadapan segala ingatan ku yang tak pernah mengesampingkan cita.
Cerita Masa Lalu
Selasa, 22 November 2011
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
4:07 AM
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Biasakan Aku
Jumat, 07 Oktober 2011
apa boleh aku membuka hatimu?
agar kau dapat merasakan hatiku yang selalu menyapamu
karena selama ini kau hanya diam
aku tak sanggup mengartikanmu!!
agar kau dapat merasakan hatiku yang selalu menyapamu
karena selama ini kau hanya diam
aku tak sanggup mengartikanmu!!
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:59 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Saat
luka yang tersirat
membebankan semua asa
pada urat-urat yang membiru
bahwa aku terluka Indahmu
jadi yang tersulit
meski ku coba tak ungkapkan
dan biar terbaur di saat
hatimu hatiku bertemu dimasa yang Indah

pada urat-urat yang membiru
bahwa aku terluka Indahmu
jadi yang tersulit
meski ku coba tak ungkapkan
dan biar terbaur di saat
hatimu hatiku bertemu dimasa yang Indah
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:40 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Melukis
Goresan tinta yang mulai mengering
di permukaan hati
menuliskan memori perdebatan dua rasa
yang tak saling mengindahkan
dan memungkiri kenyataan
yang tak dapat tercerna logika

menuliskan memori perdebatan dua rasa
yang tak saling mengindahkan
dan memungkiri kenyataan
yang tak dapat tercerna logika
bahwa yang merasuk itulah
yang ku sebut cinta
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:37 AM
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Hingga Jauh
masihkah aku bersamamu?
menikmati penderitaan perih hati ke hati
dengan memahami arti tak saling mengerti
menggandengkan jiwa pada kehidupan tipuan cinta...
ku ingin pergi darimu
karena aku tau
rasa ini memang benar
dan tak layak adanya
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:31 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Hanya Saja .... !!??
ingin menjamah hatimu
hanya saja
aku tak mampu berdiri
dengan lutut yang melemas
oleh cambukan pandangmu
hingga runtuh tulang belulang
yang selalu ku kuatkan
untuk sedikit saja
mencuri segaris senyummu
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:28 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Aku !!
aku sendiri
dan kau tak perduli
aku sendiri
dan kau tak mengerti
bagaimana bisa
kau fikir aku baik-baik saja?
tidakkah pernah kau fahami
betapa sakitnya hidup sendiri tanpa senyummu??
dan kau tak perduli
aku sendiri
dan kau tak mengerti
bagaimana bisa
kau fikir aku baik-baik saja?
tidakkah pernah kau fahami
betapa sakitnya hidup sendiri tanpa senyummu??
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:25 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Kau Saat Jauh
aku tak mengerti
dimana tempatku sekarang
aku tak mengerti
seperti apa aku sekaranga
aku tak mengerti siapa diri ini
aku tak mengerti
hatimu kini pada siapa
aku benar2 tak pernah mengerti
dimana tempatku sekarang
aku tak mengerti
seperti apa aku sekaranga
aku tak mengerti siapa diri ini
aku tak mengerti
hatimu kini pada siapa
aku benar2 tak pernah mengerti
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:19 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Aku, Dan Memori tentangmu
kau pergi dengan langkah terburu
sedang aku, ?
hanya dapat berusaha memanggilmu
dengan teriakan tanpa suara
hingga kerongkongan terasa nyeri
sedang aku, ?
hanya dapat berusaha memanggilmu
dengan teriakan tanpa suara
hingga kerongkongan terasa nyeri
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
5:07 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Segaris Senyum
setidaknya aku dapat melihat
binar matamu yang kaku itu
meski tak pernah sekalipun kau berkedip
atau sekedar kembangkan sedikit senyum padaku
binar matamu yang kaku itu
meski tak pernah sekalipun kau berkedip
atau sekedar kembangkan sedikit senyum padaku
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
4:59 AM
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Masa Cinta
Masa Cinta
Aku mulai berhitung lewat jari
satu
dua
tiga
Aku mulai berhitung lewat jari
satu
dua
tiga
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
4:47 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Melihatmu Luka
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
4:39 AM
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Mawar Saat Itu
Kirimi aku mawar di setiap pagiku
kirimi aku mawar di setiap tawaku
kirimi aku mawar ketika tangisku bergelak
kirimi aku mawar di setiap tawaku
kirimi aku mawar ketika tangisku bergelak
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
4:32 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Sederhana
Kamis, 06 Oktober 2011
sperti kau q mebayangkan drmu
sperti kau q mmikirkanmu
sperti kau q bhayal tntangmu
ah, kau sll mjadi topik dlm stiap krja jutaan sarafq
kau ni p?
sperti kau q mmikirkanmu
sperti kau q bhayal tntangmu
ah, kau sll mjadi topik dlm stiap krja jutaan sarafq
kau ni p?
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
7:53 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Hujan
Q ingn mnikmati hjan bsamamu.
Mlihat scarik gambar wajah penuh dg garis ska cita
Bsmamu menengadah
Menantang hujan.
Blari2 mgikuti lgkah kcilmu
Smpai q dpt mnagkap snyum mu untk ku Barang sekali saja
Mlihat scarik gambar wajah penuh dg garis ska cita
Bsmamu menengadah
Menantang hujan.
Blari2 mgikuti lgkah kcilmu
Smpai q dpt mnagkap snyum mu untk ku Barang sekali saja
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
7:49 AM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Ketika Aku Bercerita Pada Malam
Sesuatu itu tiba tiba datang mengikutiku. Seperti bayangan yang tidak pernah sekalipun lengah mengikuti gerak tubuhku. Sesungguhnya aku tidak pernah menginginkannya. Kehadirannya pun terbilang sangat tiba-tiba dan memaksa. aku ingat betul hal pertama kali yang kau goreskan dalam hidupku. Hingga sampai saat inipun aku belum sempat dan tidak pernah mau untuk menyempatkan diriku sendiri menghapus jejak itu.
Ini untuk pertama kalinya aku kalah dengan hatiku. Sangat menjeratku dan membuatku hampir gila. Tentu saja biang keroknya adalah dirimu yang sama sekali seperti buta dan tuli menyikapi keadaanku yang benar-benar sudah berada di titik nadir kesakitan rasa.
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
7:22 AM
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
last
BILA
Selasa, 10 Mei 2011
Mengapa aku harus menangis...
mengapa aku harus bersedih...
saat ku lepaskan...dirimu....
saat ku lepaskan cintamu..
kecewa mulai hadir dalam hatiku..
mengapa kau tak bisa menemani hariku
mengapa kau tak bisa hadir di tiap malamku
hapus semua sedihku........
mengapa aku harus bersedih...
saat ku lepaskan...dirimu....
saat ku lepaskan cintamu..
kecewa mulai hadir dalam hatiku..
mengapa kau tak bisa menemani hariku

hapus semua sedihku........
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
6:58 AM
3
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
JANGAN PAKSA, Lagi
Jangan paksa aku bercerita karena hanya sedih yang ada.
Terlalu berat meninggalkanmu.
Tapi kuyakin tetap teringat...
Kisah kasihmu , kasih sayangmu , kesetiaan , keikhlasan.
Semoga menjadikan kita saling mengerti..
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
6:44 AM
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Hilang
Tik-Tak...... Tik-Tak
Detik-detik demi detik ku lalui
dengan berbagai kebimbangan
yang kau buat untukku ....
kenapa kau lakukan ini padaku ?
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
6:41 AM
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
Andai Kau Percaya
Ku tulis lagi untaian kata,
yang ta` mampu ter ucap dari bibir ini
tentang hatiku yang terlanjur membeku
pada kisah yang pergi hari lalu,
Andai aku mampu berkata
pada hatimu yang kini ragu
tentang rasa sayang yang kini ada
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
6:34 AM
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
poem
JANGAN BERI AKU ARUM MANIS, lagi ...
Sabtu, 05 Februari 2011
Sekali lagi kau selalu berusaha meyakinkanku bahwa tak ada masalah dalam hubungan kita. Lalu kau benar-benar memelukku erat, tapi ...
Tak ku temukan kehangatan disana. Bahkan aku mulai merasa tak ada lagi cinta untukku disana, dihatimu .
31 Januari,
Sore yang aneh, aku tak mampu mengartikan goresan awan yang sejak tadi mengikuti langkahku.
Dusta yang tersirat. Oh begitu menikamku. Terhujam. Terluka. Buta. Sakit. Amarah. Tak percaya. Kalut. Aku merasakannya sekaligus.
Tak tidur semalaman. Menangis perih sampai pusing dan sesak. Kau tak akan pernah tau itu. Betapa aku telah terlanjur menitip hatiku padamu.
Sesungguhnya aku tak mampu!!
Tak ku temukan kehangatan disana. Bahkan aku mulai merasa tak ada lagi cinta untukku disana, dihatimu .
31 Januari,
Sore yang aneh, aku tak mampu mengartikan goresan awan yang sejak tadi mengikuti langkahku.
Dusta yang tersirat. Oh begitu menikamku. Terhujam. Terluka. Buta. Sakit. Amarah. Tak percaya. Kalut. Aku merasakannya sekaligus.
Tak tidur semalaman. Menangis perih sampai pusing dan sesak. Kau tak akan pernah tau itu. Betapa aku telah terlanjur menitip hatiku padamu.
Sesungguhnya aku tak mampu!!
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
6:01 AM
5
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
Arum Manis
TERNYATA DIA …….. …… …?
Senin, 03 Januari 2011
“Aduuuhh!!”
“Tita! Hati-hati dong turunnya! Sini, minggir bentar, biar gue liat!”
“ehm, biasa aja Do, kagak sakit” gue meringis
“kalo ngga sakit, ngapain loe pake pincang gitu jalannya, coba deh gue buka sepatu loe ya!”
“aw... Dodo!!! Sakit tau’”
“yee... kenapa tadi bilang kaga sakit kalo nyatanya memar gini”
“ayoo berangkat! Keburu pak satpam ngomelin kita lagi” gue jalan terpincang-pincang sedikit lari-lari. Uhm, sakit bener nih kaki gue.
Karena keburu masuk, gue jalan sampek pake nabrak tukang loper koran yang biasa mangkal di sebelah baratnya halte. Untungnya tuh orang kaga marah ke gue.
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
8:39 PM
2
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
tentang hujan
Cinta LILIN DAN HUJAN
Melihatnya lagi di halte itu. di beberapa bagian bajunya terlihat basah oleh air hujan. Sepertinya dia kedinginan. Terlihat sejak tadi ia bersedekap mencoba menghangatkan tubuhnya.
“jangan pergi dulu sebelum hujan reda. Nanti kau bisa sakit kalo sering hujan2 an” ucapku di tengah hujan itu yang sejak tadi terus menyerang tubuhku. Menembakkan peluru air padaku. Meluncur cepat dari langit yang seakan berharap aku akan lelah menantinya. Tidak! Hahahaa. Aku menyukai hujan dan juga menikmatinya. Jadi aku tidak takut. Oh senangnya. Sesekali matanya berbelok ke arahku.
Ku lihat ia berdiri, merapikan rok seragamnya yang sedikit basah. Ia beranjak dari tempat duduk menuju angkot langganannya dg sedikit berlari untuk menghindari serangan hujan.
“hati2 di jalan ya... lekas mandi agar tak masuk angin” pesanku
Aaah indahnya hari ini, teriakku pada hujan dengan menengadahkan wajahku serta ku lepaskan tanganku dari stang sepeda dan ku bentangkan tangan ku kesamping seperti menantang hujan. Ya, beginilah caraku menikmati hujan bersamamu.
”Wuuuhhhuu”
***
”kamu basah kuyup?”aku terkaget. ”kenakan jaketmu dan bersedekaplah agar tubuhmu hangat” ku parkir sepedaku tak jauh dari tempatnya. Kali ini dia tak menemukan tempat duduk saking ramainya orang yang hanya sekedar berteduh menghindari hujan di halte. Inginnya aku berada di sampingmu dan mencoba mencairkan suasana agar kau merasa lebih hangat.
Diposting oleh
Rahadian E. Kusuma
di
7:49 PM
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook

Label:
tentang hujan
Langganan:
Postingan (Atom)