Welcome

Let's Imagine With Me (Chery_Moon / e.k.Rahadian)

You Can View All Of Your Life

Istana Cerpen

cerpen kompas

KETIKA HUJAN SORE ITU

Sabtu, 23 Oktober 2010

Sore itu Chery pulang dari les Bahasa Korea nya dengan tubuh lesu. "Huh...Akhirnya sampe rumah juga" gumam Chery. Seharian tadi hujan terus. Chery malas pergi les karena dia harus membawa motor Vario milik Kak Gege, kakak sepupunya yang tinggal bersamanya. Belum lagi, harus sekalian mengantar Nano, adiknya yang les gitar. Kalau dia tidak les, Nano akan pergi ke rumah Sevi temannya untuk numpang ke tempat les. Chery lalu bersandar di kursi meja belajarnya sambil menghirup teh hangat yang sudah disiapkan Bi Imah, pembantunya. Sambil menghirup aroma teh melati itu, Chery mengingat-ingat kejadian tadi, waktu dia sedang berteduh di emperan ruko karena hujan deras mengguyur sangat lebat, dan jas hujannya bolong.



***
"Arrhhg!" seru Chery marah menendang motornya.
"Kenapa harus hujan begini 'sih!!?" umpat Chery. Dia lalu mengeluarkan bekal roti sandwich isi telur dan tomat kesukaannya beserta sebotol air untuk persiapan membasahi kerongkongannya.
Tiba-tiba, sesosok tubuh kurus kecil menghampirinya. Chery terhenyak kaget.

"Kedinginan juga ya" gumam Chery sebelum menyantap sandwich itu.
"Iya, Kak. Saya kedinginan. Tapi mau gimana? Adik saya nunggu di kolong jembatan, dari dua hari lalu kami belum makan... Belum lagi sungainya meluap. Saya harus cepat-cepat pulang karena adik saya pasti ndak tau mau gimana..." jawab anak kecil itu.
"Maksudmu?" tanya Chery.
"Tadi saya pergi mau nyari uang buat beli beras. Adik saya tinggal karena tadi dia main sama temannya. Tapi saya kira pasti temannya sudah pergi waktu gerimis tadi. Adik saya sendiri disana. Sungainya pasti sudah meluap. Makanya saya langsung pulang. Tapi ternyata hujan deras menghambat perjalanan pulang saya. Saya ndak berani nekat karena saya belum makan. Kalau saya nekat lawan hujan, nanti saya sakit dan siapa yang urus adik saya?..." kisah anak itu.
"Kasian kamu, Dek..Jadi kamu tinggal di kolong jembatan?" tanya Chery.
"Iya, Kak" jawab anak itu polos. Tangan dan kakinya yang kurus kering menggigil kedinginan. Dia hanya punya selembar kaos tipis yang compang-camping dan selembar celana pendek yang robek sana-sini.
"Ini, saya cuma punya ini, Dek. Semoga cukup buat kamu dan adikmu. Cepat-cepat mengungsi, ya Dek.. Sebelum banjir" kata Chery sambil menyerahkan dua potong sandwich dan air minumnya.
Sebaiknya aku berikan saja jas hujanku padanya...Tapi...Dengan apa aku pulang nanti?! Pikir Chery. Ah, sebaiknya tidak perlu. Anak ini bukan siapa-siapa. Sandwich dan air itu sudah cukup lanjut Chery.

Akhirnya, anak itu berlari menerobos hujan sambil berseru pada Chery "Tuhan memberkatimu, Kak!!!"
"Siapa namamuuu!!!??" seru Chery.
"Namaku Wafa kak!!!" balas anak itu. Lalu, bayangan anak itu lenyap.


.
***
Chery meletakkan cangkir tehnya lalu membuka buku pelajarannya dan mulai belajar. Bayangan Wafa mulai memudar dari benaknya, tergantikan oleh bayangan ulangan besok.
Besoknya di sekolah Chery...

”Hai, Cher! Di kelas ada TV, loh! Sumbangan dari Rina!" kata Aping, sahabat Chery.
"Hah ?! Serius lu Ping?" tanya Chery tidak percaya.
"Ya iyalaaahhh...Rina 'kan mau pindah ke Surabaya. Jadi Dia sumbangin TV buat kelas kita. Katanya 'sih biar tiap kali buka TV itu inget dia. Ini hari terakhirnya sekolah" kata Aping.
"Ah, syukur dia pindah! Nggak ada lagi yang suka pamer dehhh..." kata Chery.
"Iya, lu bener Cher!" kata Aping. Lalu kedua gadis itu masuk ke kelas mereka.
Di kelas, Aping mengambil remote TV dan langsung membuka channel berita. Aping memang hobinya nonton berita. Makanya kalo nanya soal berita terkini baik dalam masalah politik atau ekonomi dan lain-lainnya yang berhubungan dengan pengetahuan umum, Aping tuh jagonya deh!
Aping membuka channel berita daerah mereka.

"Dtv! Kerasin volumenya!" seru Chery. Matanya tidak lepas dari layar kaca.
"Apaan sih lu Cher?" tanya Aping agak ngambek.
"Gue bilang, kerasin volumenya cepeeett!" minta Chery. Aping menurut saja, lalu mengeraskan volume TV.

Seorang anak berusia 8 tahun yang diketahui bernama Wafa ditemukan tak bernyawa di emperan toko sepatu Populer jalan Pattimura no. 23, Kediri. Wafa ditemukan sedang menggenggam dua potong sandwich dan sebotol air mineral.......

"Chery! Lu ngapain sih?!" seru Aping.
Chery meremas tangan Aping lalu menceritakan saat ia bertemu Wafa kemarin.
"Ping, gue nggak nyangka kalo... Wafa tewas... Gue terlalu egois, Ping... Gue mikirin diri gue sendiriii! Gue nggak mikir betapa berharganya nyawa anak itu... Kalo seandainya gue bisa balikin waktu ini di kala itu... Gue akan peluk Wafa dan ikut ngerasain penderitaannya...Gue bener-bener nyesel, Ping..." tangis Chery di akhir ceritanya. Aping hanya bisa memeluk sahabatnya.
"Nggak ada kata terlambat untuk sesuatu yang baik, Cher. Belajar dari pengalaman ini, kamu harus lebih peka terhadap sekitarmu..." kata Aping...



Tengah Kota,
18 September
Jembatan Lama

9 komentar:

Chonk si'tutupbotol mengatakan...

Huft aqu jd trharu heuheu

Rahadian E. Kusuma mengatakan...

hahaha ...
Tbwa suasana
kya cwe j lu

Chonk si'tutupbotol mengatakan...

Kan cwok jga punya hati, punya sisi lembut yg pka trhdp ssuatu yg dia liat,,
hehe

Rahadian E. Kusuma mengatakan...

ihiiiirr
mulai kluar jiwa pujagga a
wkwk

Chonk si'tutupbotol mengatakan...

Hahaha pujangga ntu kan orng" yg rumah'y ada samping rumah kita....

Rahadian E. Kusuma mengatakan...

tetagga kale

Chonk si'tutupbotol mengatakan...

Oh udah ganti ya...

Rahadian E. Kusuma mengatakan...

elu a j yg primitif :P

Ini Tentang Saykulogica mengatakan...

kerend cher,, :)

Posting Komentar

 

Lorem

Ipsum

poem (20) last (8) imagine (4) miss u (4) tentang hujan (4) Arum Manis (2) flsh back (2) hope (2) dulu (1) duluu sekali (1)

Dolor

poem (20) last (8) imagine (4) miss u (4) tentang hujan (4) Arum Manis (2) flsh back (2) hope (2)